Ini Kisah Ustadz Yusuf Mansur Tentang Toleransi

Ustadz Yusuf Mansur mengibaratkan hubungan antara umat beragama yang berbeda itu ibarat sapi dan kambing. Dua-duanya hidup rukun, sama-sama merumput tapi pernah saling ganggu.
"Teringat kisah kambing dan sapi. Dua-duanya nyaman ada di rumput yang sama, tanpa perlu kambing jadi sapi dan sebaliknya," kata Yusuf Mansur lewat akun twitter pribadinya @Yusuf_Mansur, Sabtu, 20 Desember 2014.

Yusuf Mansur juga menganalogikan tak perlu memberikan ucapan selamat untuk perayaan hari besar agama lain dengan dalih saling menghormati.

"Agar dianggap kawan sapi, kambing nyamperin sapi. Lalu kambing bersuara: ngoooooooo.... he he he, sapinya malah bingung." kata dia.

Ngedenger kambing bilang ngoooo... sapi ngimbangin, jawab: mbeeeeeeee... kerbau yang denger, senyum... "Elo elo berdua sehaaatt?"

Menurut Yusuf, tak perlu seperti analogi di atas. Masih banyak cara lain yang bisa menunjukkan toleransi antar umat beragama.

"Banyak jalan untuk bisa hidup bersisian, berdampingan. Asli banyak cara. Termasuk untuk saling mengasihi, peduli, saling mengisi," kata ulama yang terkenal dengan konsep sodaqoh ini.

Menurut Yusuf konsep sapi-kambing ini bukan berasal dari dirinya pribadi. Tapi dari seorang pendeta. Yusuf mengaku sepakat dengan pendapat ini dan mengutipnya.

"Kambing dan sapi' ini bukan orisinal dari saya. Tapi dari salah satu pimpinan Kristen saat duduk bareng. Saya ngaminin. Rasional logikanya," tutupnya. [Merdeka]
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment